Semua penggemar batu akik tentu sudah tahu jika Pacitan adalah kota dengan sejuta potensi batu akiknya. Potensi kerajinan asli daerah pesisir selatan Jawa Timur ini juga menjadi andalan untuk mendongkrak perekonomian daerah. Kerajinan batu akik Pacitan yang keberadaannya sangat terkenal di seluruh penjuru tanah air, menjadi referensi para pecinta batu akik untuk berduyun-duyun mengunjungi pusat kerajinan batu akik di Pasar Tangkluk Desa SUKODONO, Donorojo,Pacitan.
SUKODONO yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Donorojo ini memang memiliki keunggulan potensi, yakni potensi batu akik atau batu mulia yang tidak dimiliki desa – desa lain di Pacitan. Sejak dahulu batu akik SUKODONO yang menjadi trade mark Batu Akik Pacitan banyak dikenal di Indonesia, dan bahkan pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
Banyaknya sumber bahan batu akik di daerah ini membuat warga sekitar segera mengolahnya menjadi kerajinan seni bernilai tinggi. Bahkan saking banyaknya, hampir setiap warga di Desa membuat industri rumahan sendiri. Sekurang-kurangnya ada sekitar 70 rumah disini yang membuka kerajinan batu akik Pacitan.
Namun ada sebagian orang yang menilai,potensi batu akik Pacitan belum berkembang secara maksimal. Itu terlihat dari pengelolaan salah satu produksi batu mulia khas Pacitan ini yang hanya dikelola mandiri atau swadaya masyarakat setempat.
Batu akik jenis kalsedon adalah termasuk salah satu jenis batu akik yang paling banyak diburu. Batu akik jenis ini sering disebut kaladen, keleden atau di dunia internasional biasa dikenal dengan chalcedony. Dengan begitu banyaknya yang meminati batu akik jenis ini, tak heran jika harga batu ini melambung tinggi.
Tidak hanya di Indonesia, batu akik kalsedon juga begitu diminati oleh pehobi dari manca negara karena selain warnanya indah batu mulia jenis ini memiliki tingkat kekerasan sampai 7 skala Mohs. Batu yang di daerah asalnya akrab disebut dengan batu keladen ini pertama ditemukan di pacitan Jawa Timur oleh seorang ahli batu akik . Berikut ini uraian lengkap batu akik kalsedon atau keleden
Batu akik jenis kalsedon awal ditemukannya sekitar sepuluh tahun yang lalu oleh seorang ahli batu akik dari Pacitan. Dia adalah Mbah Paiman Timbul, ahli dan pengusaha batu akik dari Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan yang menemukan specimen batu mulia jenis keladen ini. Kemudian baru pada sekitar tahun 2013 batu ini dikenalkan pada publik.
Specimen pertama kali yang ditemukan adalah batu kalsedon dengan warna yang masih muda dengan dihiasi dengan sinar bias yang halus. Tapi inklusi yang terdapat pada batu yang ditemukan tersebut menunjukkan serat – serat yang kasar. Nah, baru belakangan ini fenomena batu dengan karakter serat seperti itu dikatakan fenomena batu kalsedon.
Tangkluk.com
0 komentar:
Catat Ulasan